Tujuan dilaksanakan audit adalah untuk memastikan efektivitas proses yang berjalan. Salah satu cara untuk memastikan proses berjalan efektif melalui pendekatan Turtle Diagram.
Turtle Diagram atau Turtle Approach adalah suatu metode yang menggambarkan suatu proses secara menyeluruh dengan mengidentifikasikan input, output, sumber daya yang dibutuhkan, kompetensi personel yang menjalankan serta tujuan dalam setiap proses.
Disebut sebagai Turtle Diagram karena menyerupai bentuk kura-kura, di mana kepala kura-kura menjadi input dan ekor kura-kura menjadi output. Bagian lainnya adalah kaki dan tangan kura-kura.
Untuk melihat proses perencanaan mutu produk baru saat audit, bukan hanya melihat apakah prosedur dan seluruh standar yang dipergunakan berjalan atau tidak, tetapi harus melihat apakah objective dari sebuah proses tercapai, personil yang menjalankan memiliki kompetensi yang cukup dan apakah peralatan pendukung operasional memadai?
Bila semua hal tersebut terpenuhi maka bisa dipastikan bahwa proses yang berjalan dapat dinyatakan efektif.
Baca juga:
Apa Itu Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target mutu yang ingin dicapai oleh Perusahaan, yang sesuai dengan harapan Pelanggan.
123MOVIES, FMOVIES, WATCH32, PUTLOCKER, HDMOVIE14, HULU MOVIE, DRAMA KOREAN, MEGASHARE9, SOLARMOVIE. Dilwale dulhania le jayenge mp4 movie free download. Copyright Cmovies4U © 2018. All Rights Reserved Disclaimer: cmovies4u.com site is absolutely legal and contain only links to other sites on the Internet: openload.co, veoh.com, peteava.ro, 2shared.com, 4shared.com, uploaded.net, youku.com, youtube.com and many others ) cmovies4u.com do not host or upload any video, films, media files (dvd rip, mp3, mp4, torrent, ipod, psp), we are not responsible for the accuracy, compliance, copyright, legality, decency, or any other aspect of the content of other linked sites. If you have any legal issues please contact the appropriate media file owners or host sites.
Meski belum menerapkan ISO 9001, pada umumnya perusahaan sudah memiliki target yang biasa dibuat dalam bentuk target departemen. Misalnya target penjualan, target ketepatan pengiriman, target produksi, target reject, dan lain-lain.
Saat perusahaan ingin menerapkan ISO 9001, di mana dituntut untuk memiliki sasaran mutu, target perusahaan bisa dijadikan sebagai sasaran mutu, sehingga tidak terjadi duplikasi antara sasaran mutu dengan sasaran perusahaan.
Namun perusahaan tetap perlu mengkaji apakah sasaran perusahaan tersebut sudah memenuhi keinginan pelanggan. Misalnya perusahaan sudah memiliki sasaran penjualan, namun belum memiliki sasaran ketepatan waktu, padahal ketepatan waktu merupakan sasaran penting bagi pelanggan. Untuk kasus ini sasaran ketepatan waktu perlu ditambahkan ke dalam sasaran perusahaan.
If you liked or unliked Vishnu sena movie music, please for Vishnu sena movie's hd mp4 videos or mp3 songs as per as below comment box. Download full HD MP4 Vishnu sena movie song on android mobile. We have huge collection of unlimited Vishnu sena movie 's songs. English video songs free download.
Untuk bisa mengetahui apa saja sasaran yang sesuai dengan keinginan pelanggan, kita bisa mencoba menempatkan diri sebagai pelanggan. Jika kita adalah pelanggan, apa yang diharapkan? Dari hasil identifikasi ini, kemudian tetapkan sasaran terukur.
Contoh kasus 1: Penyedia jasa jalan tol
Langkah pertama menetapkan sasaran mutu adalah menempatkan diri sebagai pelanggan jalan tol, apa yang diinginkan? Pastinya adalah jalan tidak macet dan mulus. Keinginan pelanggan ini kemudian dijabarkan ke dalam sasaran yang terukur.
Kemacetan jalan tol yang kita kelola banyak terjadi pada antrian gerbang, ukuran tidak macet di gerbang tol adalah panjang antrian, maka panjang antrian di gerbang tol bisa kita jadikan sebagai sasaran terukur. Sedangkan untuk sasaran macet di sepanjang jalan tol, ukuran tidak macet bisa kita terjemahkan ke dalam sasaran terukur yakni minimum kecepatan kendaraan di jalan tol
Untuk sasaran jalanan mulus, kita bisa menempatkan tidak ada jalanan yang berlubang dan kecepatan perbaikan jalan berlubang sebagai sasaran terukur. Misalnya jalanan berlubang paling lambat 1x24 jam sudah diperbaiki. Jalanan bergelombang dan besaran maksimal gelombang yang diijinkan juga bisa menjadi acuan dalam pembuatan sasaran terukur. Besaran maksimal gelombang yang diijinkan kemudian bisa menjadi standar untuk kontraktor pembuat jalan dan juga menjadi standar pengecekan dalam proses pemeliharaan jalan.
Contoh kasus 2: Manufaktur atau pabrik
Apa produk yang dihasilkan? apa fungsi utama dari produk tersebut? Berdasarkan identifikasi fungsi produk, kita bisa menetapkan sasaran mutu perusahaan. Penetapan sasaran mutu disesuaikan dengan harapan pelanggan pada segmentasi yang dituju.
Misal produk kita adalah kasur. Jika kita pelanggan, maka kenyamanan dari kasur tentu saja menjadi pertimbangan penting. Oleh karena itu, kenyamanan bisa menjadi tolak ukur mutu produk. Tugas kita berikutnya adalah menetapkan sasaran terukur mengenai standar kenyamanan.
Penetapan standar ukuran kenyamanan bisa kita lakukan dengan melalui suatu riset kecil ke pelanggan pada segmentasi yang kita tuju. Misalnya kita membuat 5 jenis kasur dengan ukuran kekerasan yang berbeda, kekerasan 4 (sangat lunak), 5 (Agak lunak), 6 (Sedang), 7 (Keras), 8 (sangat keras). Kasur yang paling banyak dipilih adalah kasur yang kemudian menjadi standar ukuran kenyamanan produk kita.
Selain menetapkan sasaran spesifik sesuai keinginan unik pelanggan sesuai jenis produk, kita juga perlu menambahkan sasaran umum yang penting ada pada setiap perusahaan.
- Sasaran ketepatan waktu pengiriman atau ketepatan waktu pengerjaan
- Sasaran customer claim
- Sasaran nilai tingkat kepuasan pelanggan
Setelah kita memastikan bahwa sasaran perusahaan sudah mencakup harapan penting pelanggan, maka kita bisa menjadikan sasaran perusahaan tersebut menjadi sasaran mutu, sehingga tidak terjadi duplikasi sasaran. Cukup ada 1 sasaran perusahaan yang juga kita klaim sebagai sasaran mutu perusahaan.
Dengan sasaran perusahaan dan sasaran mutu yang sama, maka management review juga bisa disatukan dengan meeting pencapaian performa atau business plan meeting perusahaan. Dengan cara ini, ISO 9001 akan berjalan secara natural, tidak dirasakan sebagai beban. Dukungan Manajemen pun akan secara otomatis terbentuk karena Manajemen pastinya akan sangat peduli terhadap sasaran perusahaan.
Tambahan Tips
Install fonts on mac. Untuk memudahkan penyusun sasaran mutu, Perusahaan harus membuat satu acuan dengan Prinsip SMART (Specific, Measurable, Agreed, Reasonable, Time-Bound).
- Specific: Target yang ditentukan haruslah spesifik. Sebuah target yang spesifik akan lebih fokus dan mudah diukur daripada target yang umum,
- Measurable: Sasaran harus dapat diukur. Untuk bisa melihat tingkat keberhasilan hasil yang ingin kita capai. Apa yang tidak diukur, tidak dapat dievaluasi. Definisi target terukur juga perlu di tambahkan ketetapan bahwa target harus lebih besar dari pencapaian tahun sebelumnya
- Agreed: Disepakati bersama. Untuk memastikan personal yang bertanggung jawab telah setuju yakin untuk dapat mencapai target tersebut.
- Reasonable: Sasaran mutu yang ditetapkan harus masuk akal dan disetujui bersama. Untuk bisa berargumen mengenai target yang reasonable, target harus bisa dicapai oleh sebagian orang. Jika target bisa dicapai oleh semua orang, itu artinya target terlalu rendah. Jika target bisa dicapai oleh sebagian orang, maka kita bisa menggunakan contoh personal yang berhasil untuk mematahkan argument target terlalu tinggi.
- Time Bound: Sebuah sasaran harus didasarkan dalam jangka waktu atau harus mempunyai batas waktu yang jelas
Sasaran Mutu Purchasing
Baca juga:
—--
Sentral Sistem merupakan Konsultan Strategi Manajemen yang fokus pada Peningkatan Kinerja Perusahaan, yakni Kinerja Bisnis, Mutu, Produktivitas, Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) dan Lingkungan. Servis lainnya berupa konsultasi dan training ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, IATF 16949, ISO 17025, ISO 13485, ISO 27001, ISO 50001, ISO 22000, GMP, AS 9100, AS 9120, dll. Hubungi kami di sini atau telepon 021-29067201-3.
Purpose: To ensure that all seafarers are medically fit to perform their duties at sea
1. Seafarers shall not work on a ship unless they are certified as medically fit to perform their duties.
2. Exceptions can only be permitted as prescribed in the Code.
Standard A1.2 – Medical certificate
1. The competent authority shall require that, prior to beginning work on a ship, seafarers hold a valid medical certificate attesting that they are medically fit to perform the duties they are to carry out at sea.
2. In order to ensure that medical certificates genuinely reflect seafarers’ state of health, in light of the duties they are to perform, the competent authority shall, after consultation with the shipowners’ and seafarers’ organizations concerned, and giving due consideration to applicable international guidelines referred to in Part B of this Code, prescribe the nature of the medical examination and certificate.
3. This Standard is without prejudice to the International Convention on Stand- ards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978, as amended (“STCW”). A medical certificate issued in accordance with the requirements of STCW shall be accepted by the competent authority, for the purpose of Regulation 1.2. A medical certificate meeting the substance of those requirements, in the case of sea- farers not covered by STCW, shall similarly be accepted.
4. The medical certificate shall be issued by a duly qualified medical practi- tioner or, in the case of a certificate solely concerning eyesight, by a person recognized by the competent authority as qualified to issue such a certificate. Practitioners must enjoy full professional independence in exercising their medical judgement in under- taking medical examination procedures.
5. Seafarers that have been refused a certificate or have had a limitation im- posed on their ability to work, in particular with respect to time, field of work or trad- ing area, shall be given the opportunity to have a further examination by another in- dependent medical practitioner or by an independent medical referee.
6. Each medical certificate shall state in particular that:
(a) the hearing and sight of the seafarer concerned, and the colour vision in the case of a seafarer to be employed in capacities where fitness for the work to be per- formed is liable to be affected by defective colour vision, are all satisfactory; and
(b) the seafarer concerned is not suffering from any medical condition likely to be aggravated by service at sea or to render the seafarer unfit for such service or to endanger the health of other persons on board.
7. Unless a shorter period is required by reason of the specific duties to be per- formed by the seafarer concerned or is required under STCW:
(a) a medical certificate shall be valid for a maximum period of two years unless the seafarer is under the age of 18, in which case the maximum period of validity shall be one year;
(b) a certification of colour vision shall be valid for a maximum period of six years.
8. In urgent cases the competent authority may permit a seafarer to work with- out a valid medical certificate until the next port of call where the seafarer can obtain a medical certificate from a qualified medical practitioner, provided that:
(a) the period of such permission does not exceed three months; and
(b) the seafarer concerned is in possession of an expired medical certificate of recent date.
9. If the period of validity of a certificate expires in the course of a voyage, the certificate shall continue in force until the next port of call where the seafarer can obtain a medical certificate from a qualified medical practitioner, provided that the period shall not exceed three months.
10. The medical certificates for seafarers working on ships ordinarily engaged on international voyages must as a minimum be provided in English.
Guideline B1.2 – Medical certificate
Guideline B1.2.1 – International guidelines
1. The competent authority, medical practitioners, examiners, shipowners, sea- farers’ representatives and all other persons concerned with the conduct of medical fit- ness examinations of seafarer candidates and serving seafarers should follow the ILO/ WHO Guidelines for Conducting Pre-sea and Periodic Medical Fitness Examinations for Seafarers, including any subsequent versions, and any other applicable international guidelines published by the International Labour Organization, the International Mari- time Organization or the World Health Organization.